Description
Dalam buku ini, Benedict Anderson menyelidiki gelanggang perpolitikan dan kebudayaan akhir abad ke-19 dengan berfokus pada gerakan anarkisme militan di Eropa dan benua Amerika, runtuhnya imperium Spanyol yang ditandai dengan pemberontakan bersenjata José Martí di Kuba dan tumbuhnya nasionalisme Filipina, serta protes-protes antimperialis di Tiongkok dan Jepang. Anderson memetakan interaksi intelektual yang kompleks antara dua penulis besar Filipina, José Rizal dan Isabelo de los Reyes, dengan perpolitikan dan sastra avant-garde Eropa dan menunjukkan bagaimana simpul-simpul terbentuk dan terhubung dalam suatu “globalisasi perdana” antara gerakan-gerakan nasionalis dengan para aktivis anarkis global saat itu.
Di Bawah Tiga Bendera adalah karya brilian yang sungguh orisinal, eksplorasi menggetarkan tentang keterkaitan saling-silang antara perjuangan kemerdekaan di tingkat nasional dengan arus politik di aras global.
Review
Anderson mengajukan argumentasinya dengan kegigihan seorang peneliti yang sedang membongkar sejarah tersembunyi, merujuk sumber-sumber dari ber-bagai bahasa dalam rentang yang mengagumkan … paparan memukau tentang arus global ide-ide anarkis dan antikolonial.
—PUBLISHERS WEEKLY
Anderson sendiri tak bisa dengan gampang digolong-golongkan. Seorang ilmuwan politik dan poliglot sejati dengan minat yang tak habis-habisnya pada budaya, sejarah, dan jelas segala sesuatu lainnya… [ia] menderetkan bukti-bukti yang tak lazim, yang disusun secara inovatif, dan tak sungkan-sungkan menampakkan simpati politiknya sendiri.
—IN THESE TIMES
Kisah sejarah perlawanan antikolonial yang ganjil namun memikat.
—GUARDIAN
Anderson mencoba menyajikan hubungan dinamis yang terlupakan antara gerakan anarkis internasional abad ke-19 dengan nasionalisme Filipina yang baru tumbuh
—A CONTRA CORRIENTE