Oleh Joseph Kay
Sebuah biografi singkat tentang penulis yang terpengaruh anarkisme yang namanya menjadi kata sifat untuk absurditas kekuasaan birokrasi.
“Hukum kita tidak diketahui secara umum; mereka dirahasiakan oleh sekelompok kecil bangsawan yang memerintah kita… karena hukum dibuat untuk keuntungan para bangsawan sejak awal, mereka sendiri berdiri di atas hukum” (Kafka, The Problem of Our Laws)
Franz Kafka lahir di Praha pada tahun 1883 sebagai putra dari keluarga Yahudi-Ceko yang kaya raya. Ayahnya digambarkan sebagai “pengusaha besar, egois, dan sombong”. Anak tertua dari enam bersaudara, kedua saudara laki-lakinya meninggal sebelum usia enam tahun, sementara saudara perempuannya hidup lebih lama darinya hanya untuk meninggal di kamp konsentrasi Nazi.
Menguasai dua bahasa, Jerman dan Ceko, Kafka belajar Hukum di Universitas Praha, lulus dengan gelar Doktor Hukum pada tahun 1906. Ia kemudian melakukan kerja wajib tidak dibayar selama satu tahun sebagai juru tulis hukum untuk pengadilan perdata dan pidana, tetapi kemudian mengambil pekerjaan di asuransi, yang ia sebut sebagai “brotberuf”, yang secara harfiah berarti “bread job”, suatu pekerjaan yang dilakukan hanya untuk membayar tagihan.
Dua pengalaman yang mengasingkan, berupa pekerjaan yang tidak berarti serta keanehan kekuasaan hukum dan birokrasi menjadi tema inti dalam tulisannya. Kafka adalah seorang pria yang merasa insecure, yang diyakini menderita depresi klinis dan kecemasan sosial sepanjang hidupnya, dan kemudian hanya sedikit karyanya yang diterbitkan selama masa hidupnya. Kemasyhuran anumerta yang kini dinikmatinya disebabkan oleh sahabatnya Max Brod, yang mengabaikan instruksinya untuk menghancurkan manuskripnya yang tidak diterbitkan setelah kematiannya.
Menurut rekan-rekannya, Kafka tertarik dengan gerakan anarkis kontemporer dan pernah menghadiri pertemuan ‘Klub mladijich’, sebuah kelompok anarkis yang berada di bawah pengawasan polisi. Namun, ia dikenal sebagai “raksasa keheningan” karena kecenderungannya untuk duduk dan mendengarkan daripada berkontribusi. Akibatnya dia tidak disebutkan dalam catatan polisi atau oleh anggota yang diinterogasi, dan dia sendiri tidak memiliki catatan kriminal.
Meskipun hal ini mungkin menunjukkan bahwa Kafka hanya berada di pinggiran gerakan, ia tercatat menghadiri demonstrasi menentang eksekusi guru anarkis Spanyol Francisco Ferrer pada tahun 1909, dan pada tahun 1910-1912 dilaporkan menghadiri konferensi anarkis tentang cinta bebas (miring oleh penerjemah), Komune Paris, perdamaian dan oposisi terhadap eksekusi aktivis Paris Liabeuf, yang diorganisir oleh Klub mladijich, Asosiasi Vilem Koerber yang anti-militer dan anti-klerikal, dan Gerakan Anarkis Ceko.
Titik temu antara ke-insecure-an Kafka dan kecenderungan anarkisnya tampak jelas dalam sebuah kutipan dari The Problem of Our Laws:
“Kita lebih cenderung membenci diri sendiri, karena kita belum menunjukkan diri bahwa kita layak untuk diamanahi hukum. Dan itulah alasan sebenarnya mengapa partai yang meyakini tidak adanya hukum masih sangat sedikit – meskipun doktrin mereka dalam beberapa hal sangat menarik” (The Problem of Our Laws)
Meskipun mungkin hanya berada di pinggiran anarkisme yang terorganisir, arus anarkis tidak diragukan lagi mengalir di seluruh tulisannya. Mungkin karyanya yang paling terkenal, The Trial (1925) sering dianggap sebagai serangan terhadap totalitarianisme, namun yang sering dilupakan bahwa totalitarianisme dasar oleh Hitler dan Stalin belum ada ketika karya itu ditulis –ketika naskahnya diserahkan kepada Brod pada tahun 1920, Stalin belum mengambil alih kekuasaan (1922-8) dan kaum Bolshevik belum berhasil menekan pemberontakan Kronstadt (1921). Faktanya, jelas bahwa sasaran kritiknya adalah negara-negara demokrasi liberal yang bebas:
“Hidungnya yang kuat memutar ke satu sisi seolah-olah mengabaikan K. dan berbagi pemahaman dengan polisi lainnya. Orang macam apa mereka ini? Apa yang mereka bicarakan? Di kantor mana mereka berada? K. tinggal di negara bebas, lagipula, di mana-mana dalam keadaan damai, semua hukum baik dan ditegakkan, siapakah yang berani menyapanya di rumahnya sendiri?” (The Trial)
Meskipun tulisan-tulisan Kafka yang suram dan kadang-kadang gelap dan komikal, berulang kali menekankan kesia-siaan perlawanan individu terhadap kekuasaan negara, mulai dari upaya gagal para protagonis dalam The Trial dan The Castle, hingga satu-satunya suara pengunjung dalam In the Penal Colony, ada saat-saat ketika harapan muncul. Dalam Zürau Aphorisms, yang ditulis ketika sakit tuberkulosis di rumah saudara perempuannya pada tahun 1917-18, ia menulis:
Fakta bahwa satu-satunya dunia adalah dunia yang dibangun menghilangkan harapan dan memberi kita kepastian (Aphorism 62)
Pada akhirnya ia menyerah pada tuberkulosis yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun, dan meninggal karena komplikasi di Praha pada tahun 1924 dalam usia 40 tahun. Namun, ia meninggalkan sejumlah karya yang banyak dipengaruhi oleh ide-ide anarkis, yang berisi eksplorasi unik tentang kondisi eksistensial kita ketika dihadapkan pada pekerjaan duniasi sehari-hari, kepicikan tuan tanah, dan kesewenang-wenangan kekuasaan negara.