Description
Belajar dari realitas atau pengalaman yang dipelajari atau bukan “ajaran” (teori, pendapat, kesimpulan, wejangan, nasehat, khotbah, pidato dan sebagainya) dari seseorang, tetapi keadaan nyata masyarakat atau pengalaman seseorang atau sekelompok orang tertentu yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut.
Akibatnya tidak ada otoritas pengetahuan seseorang lebih tinggi dari yang lainnya. Keabsahan pengetahuan seseorang ditentukan oleh pembuktiannya dalam realitas tindakan atau pengalaman langsung, bukan pada retorika teoritik atau “kepintaran orang” belaka.