Description
Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang terakhir, Tjarda van Starkenborgh-Stachouwer, sangat jarang dibahas dalam sejarah Indonesia. Padahal, ia berperan besar pada keruntuhan Hindia Belanda dan secara tidak langsung pada kelahiran negara Indonesia merdeka. Ia adalah seorang diplomat muda progresif yang dipandang tinggi, baik derajat maupun moralnya, bukan saja oleh kolega- kolega Eropanya, tetapi juga oleh kalangan pergerakan nasionalis Indonesia. Kedatangannya pada awalnya menciptakan ekspektasi-ekspektasi yang pada akhirnya tidak terwujud.
Buku ini berusaha menyajikan gambaran mengenai masa pemerintahan Tjarda van Starkenborgh yang menyimpan episode-episode penting pemantik motivasi kemerdekaan Indonesia. Mengapa pemerintah kolonial Belanda bersikap sangat reaksioner pada dekade 1930? Mengapa pemerintah kolonial sama sekali tidak menyediakan ruang bagi partisipasi politik bumiputra menjelang kejatuhannya? Mengapa Belanda tidak lagi diterima setelah Perang Dunia II? Mengapa pemerintah Hindia Belanda di pengasingan merasa berhak untuk datang kembali setelah proklamasi kemerdekaan 1945? Penelitian di buku ini berusaha menyajikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.