Description
Pada 1958, Sukarno menyatakan tegas penolakannya terhadap senjata nuklir: “Tjara agar kita tidak mengalami peperangan dunia peperangan atom ialah semua sendjata atom dilemparkan ke dalam laut dan djangan membuat sendjata atom lagi!” Namun memasuki 1965, pandangan Sukarno berubah drastis. Proyek riset nuklir di Indonesia yang awalnya digunakan untuk tujuan-tujuan non-militer kini tampak diarahkan untuk persenjataan: “Persiapan Indonesia untuk meledakkan bom atomnja jang pertama berdjalan lantjar dan berdjalan terus tanpa menunggu kekuatan-kekuatan internasional dan iklim politik.” Memperkuat pernyataan Presiden, petinggi Angkatan Darat menyatakan bahwa 200 orang ilmuwan Indonesia sedang bekerja menggarap bom atom tersebut.
Apa yang sesungguhnya terjadi di balik perubahan pandangan ini? Buku tipis ini bermaksud mengeksplorasi gagasan Sukarno terkait teknologi nuklir dan manfaatnya bagi Indonesia dan dunia. Buku ini berargumen bahwa pemanfaatan teknologi nuklir membawa konsekuensi besar terhadap perubahan sosial dan politik di Indonesia pada 1960an. Negara-negara Barat menunjukkan sikap waspada terhadap ambisi nuklir Sukarno yang tampak didukung kuat oleh Republik Rakyat Cina.
Melalui eksplorasi atas dokumen-dokumen dalam dan luar negeri, sedikit banyak buku ini berupaya untuk ikut serta menyumbang sekelumit bahasan terkait alasan terjadinya gejolak politik September 1965, yang dipandang bukan semata-mata perihal perseteruan ideologi, melainkan juga jegal-menjegal dalam persaingan penguasaan teknologi semasa Perang Dingin.