Description
Setelah tiga belas tahun menjadi tahanan politik Orde Baru, Mia Bustam kembali ke keluarga besarnya, ke masyarakat. Mia diterima dan bebas bertemu teman-teman sesama tapol dan siapa saja. Tiga anaknya sudah menikah saat dia ditahan, kemudian Mia menikahkan lima anaknya yang lain.
Mia bisa membangun rumah yang layak dan sesuai dengan keinginannya dari hasil penjualan tanahnya di Yogyakarta.
Kecuali dibantu anak-anaknya, Mia menerjemahkan buku-buku dari bahasa Belanda dan Inggris serta menerima royalti dari dua bukunya yang sudah diterbitkan untuk menopang kehidupannya dengan layak.
Namun, tidak semua keinginan dan harapannya tercapai, Kelindan Asa dan Kenyataan…. Mia Bustam sudah tahu, bahwa waktunya telah tiba untuk pulang. Terlihat dari kesimpulan yang ditulisnya dalam memoar ketiga ini.
102 Tahun MIA BUSTAM
MIA BUSTAM lahir di Purwodadi, 4 Juni 1920. Lulusan Europeesche Lagere School dan kemudian meneruskan di Van Deventer School (VDS) Surakarta ini menikah dengan pelukis S. Sudjojono pada tahun 1943 dan mempunyai lima orang putra dan tiga orang putri. Mia Bustam dan Sudjojono bercerai pada tahun 1959. Kisah hidupnya bersama S. Sudjojono ditulis dalam buku memoar pertama, Sudjojono dan Aku.
Setelah bercerai, Mia Bustam belajar melukis dan menjadi siswa Seniman Indonesia Muda (SIM). Kemudian Mia masuk organisasi kiri Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) hingga menjadi Ketua Lekra Yogyakarta. Ketika gonjang-ganjing politik 1965, Mia Bustam ditahan dan bebas pada tahun 1978. Pengalamannya itu ditulis dalam buku memoar kedua, Dari Kamp ke Kamp.
Mia Bustam juga teIah menulis pengalaman pasca pembebasan hingga meninggal dunia 2 Januari 2011 pada usia 91 tahun di Limo, Depok, yang terbit sebagai buku memoar ketiga, Kelindan Asa dan Kenyataan.
Dalam rangka menghormati dan mengenang kembali Mia Bustam sekaligus bertepatan dengan 102 tahun kelahirannya, berturut-turut akan segera terbit tiga buku memoar Mia Bustam, dimulai dari:
(1) Kelindan Asa dan Kenyataan, memoar ketiga Mia Bustam;
(2) Dari Kamp ke Kamp, memoar kedua Mia Bustam; dan
(3) Sudjojono dan Aku, memoar pertama Mia Bustam.