Description
Meski pada awalnya kerap dipandang sebagai musik kelas bawah, dangdut koplo kini nyatanya dianggap mampu mewakili beragam karakter. Gabungan karakter ini membuatnya cenderung menjadi alat politik dan medan pertarungan untuk meraih kuasa dan pengaruh atas banyak orang. Musik koplo beroperasi di pinggiran, berlangsung di panggung-panggung kecil, dibesarkan oleh penonton dan ekosistem ekonomi informal yang menyokong produksi musiknya. Suatu daya besar dari masyarakat yang mengundang banyak decak kagum, sekaligus juga intrik dan konflik. Pada awal kemunculannya, pihak-pihak tertentu mengeklaim bahwa dangdut koplo “bukan dangdut yang sebenarnya”. Oleh mereka, dangdut koplo dipandang sebagai pertunjukan penuh “goyangan liar”, keluar dari pakem dangdut, dan dekat dengan pembajakan.
Fakta-fakta ini mendorong Irfan R. Darajat meriset tentang bagaimana otoritas budaya bekerja hendak menertibkan apa yang dangdut dan apa yang bukan. Lewat buku ini, ia mengedepankan analisis wacana atas sejumlah informasi di media, demi menjelaskan relasi kuasa dalam praktik musik dangdut koplo. Irfan menghadirkan dangdut koplo sebagai teks yang memproduksi wacana tertentu, dan mengajak pembacanya untuk mempertanyakan kemapanan dominasi wacana atas moralitas, identitas musikal, dan ilegalitas. Sebuah observasi atas relasi kuasa dalam musik, serta usaha untuk menolak tunduk pada wacana dominan pemurnian musik dangdut.