Description
Yang disajikan di dalam buku ini merupakan buah hati serta buah pikirannya selama Asahan mengembara seantero dunia. Dan hikmahnya banyak bagi pembaca Indonesia sekarang. Banyak dari sejarah ini belum diketahui masyarakat Indonesia. Lebih-lebih lagi, inilah karya yang menuntut respons, malah menggoda reaksi, dari pembacanya. Dalam gaya khasnya Asahan yang kontroversial dan yang tak kunjung padam.
— Emeritus Professor David T. Hill, Asia Research Centre, Murdoch University
Dalam kumpulan tulisan di sini—puisi menyengat, esai berpolemik, cerpen nostalgis—pembaca dapat melihat betapa semangat Sdr. Asahan tetap berkobar bahwa dia tidak akan lupa dan tidak akan memaafkan. Kemauannya keras: ia akan memberi kesaksian sebagai seorang penderita yang tidak karam dalam arus zaman. Inilah caranya dia boleh setia pada kepribadiannya, inilah cara menegakkan kembali sejarah, inilah cara memperkukuhkan harga diri. Menolak kompromi merupakan satu-satunya jalan bagaimana sejarah akhirnya dapat memberi pembalasan—demikian dendam sejarah.
— C.W. Watson, Emeritus Professor of Anthropology and Multicultural Studies
Sebuah kumpulan tulisan yang merupakan pengalaman, fantasi, dan mimpi seorang Asahan Alham Aidit yang enak dibaca dan terkadang (pada cerpennya) dengan akhir yang tidak terduga. Tulisan ini bisa dianggap sebagai sebuah otobiografi yang ditulis dengan gagah berani oleh seorang proletar yang tinggal pada paruh akhir hidupnya di negeri kapitalis. Asahan dengan konsisten membela abangnya yang merupakan Ketua PKI D.N.Aidit. Sesuatu yang lumrah walau tentu ada yang tidak sependapat.
— Prof. Dr. Asvi Warman Adam, Profesor Riset LIPI
Asahan Alham terus-menerus menulis otobiografi, tetapi mengenakan topeng, memakai riasan, berkedok pengalaman, gagasan dan perasaan fiktif. Otofiksi ini merupakan otobiografi yang paling introspektif dalam seluruh genre itu di Indonesia. Ia tidak hanya merekam pengalaman faktual dan otentik pengarangnya, tetapi juga dunia khayalan dan fantastis dalam dirinya.
— Prof.Dr. Henri Chambert-Loir