Description
Buku ini disusun saat Jakarta lagi musim teror bom. Hasil ulah orang-orang tidak bertanggungjawab
yang rasa perikemanusiaannya sudah di bawah titik nol.
Tapi diam-diam… Putu Wijaya sejak dulu sudah mempersiapkan teror jenis lain, yakni: Teror Mental. “Hanya saja, teror jenis ini tidak membunuh”, begitu kilahnya. Ia tidak akan meledak seperti bom yang menimbulkan cacat phisik. Sebab sasarannya bukan wujud, bukan phisik, namun pengertian, nalar, rasa pikiran dan batin.
Dan kalau sampai terjadi pembunuhan, itu mah bukan teror mental lagi namanya, tapi teror yang sudah “mental” (bahasa jawa: terlempar).
Dijamin. Anda-anda yang jadi korban terornya, tak mampu, tak sempat, bahkan tak mau menghindarinya sampai teror itu berakhir.
Karena teror mental adalah semua ideologi berkesenian. Teror mental adalah sebuah usaha untuk membangun mental.