Description
Aku penyayang kucing. Selalu. Aku menganggap kucing adalah hasil ciptaan Tuhan yang paling indah. Jadi, membuat buku yang berisi kumpulan cerita singkat tentang kucing kurasakan sebagai tugas yang sangat menyenangkan, dan aku mulai mencari cerita-cerita tersebut.
Setiap orang yang memiliki kucing pastilah punya kisah tersendiri, dan kisah-kisah tersebut begitu beraneka warna seperti warna bulu kucing. Aku tidak hanya menginginkan cerita yang beragam, të tapi juga cerita-cerita yang menonjolkan betapa berartinya kucing dalam kehidupan seseorang. Cerita-cerita yang memperlihatkan keberadaan serta peranan kucing sesuai tugas dan peranan yang diberikan ketika mereka diciptakan di dunia. Cerita-cerita bahwa kucing akan muncul ketika dibutuhkan.
Dapatkah kau membayangkan hidup tanpa seekor kucing? Tidak, jika kau membaca buku ini. Kenangan lucu tentang kucingmu sendiri pasti akan terbangkitkan. Kau akan teringat pada suara dengkuran atau desisan atau meongan lirih. Kau akan teringat pada bayangan yang sudah lama berlalu ketika kucingmu memanjat tirai atau bersembunyi di pancuran. Bahkan mungkin kau akan teringat pada perasaan panik ketika kau tidak dapat menemukan kucingmu selama beberapa jam, atau beberapa hari. Dan, kau akan teringat pada tikus mati di bawah kakimu yang sebetulnya dimaksudkan sebagai hadiah dari pemburu imutmu yang bangga.
Kucing memiliki cara tersendiri untuk meramaikan hidup kita. Dalam Kucing Bernama Dickens, kau akan bertemu dengan kucing-kucing yang menakjubkan beserta manusia-manusia pemiliknya, membaca kisah mereka, dan terpikat pada kelucuan mereka.
Ada kucing yang meringankan luka-luka batin masa kanak-kanak, menciptakan kerukunan dalam keluarga, melindungi anak-anak, juga menghibur orang-orang yang tengah gelisah. Kucing-kucing itu benar-benar ‘menyelamatkan’ jiwa manusia dengan cara khas kucing—dengan tenang, merunduk ke tanah, berjinjit agar tidak ketahuan, dan sambil terus mendengkur.