Description
“Ribuan kawan-kawan Ibu berjejer menunggu kapal yang akan mengangkut mereka ke pulau pembuangan. Menggunakan kapal perang. Ke mana lagi kalau bukan ke Buru…”
Membawakan empat cerita dengan masing-masing lika-liku, gerak, dan problemanya, kumpulan cerpen Kebaya Merah di Tebing Kanal merupakan karya Martin Aleida yang tak pelak mengantarkan kita kepada wilayah batin yang sadar, jeri, sekaligus dekat. Lebih dari sekadar muatan tengarai zaman yang menggetarkan batas-batas kebenaran, buku ini tidak hanya menunjukkan sosok Martin Aleida dan karya-karyanya yang tak pernah surut menggugat ketidakadilan, tetapi juga menunjukkan sikap terhadap keputusasaan. Sebuah karya yang mewakili dinamika manusia Indonesia di masa kini, dan berangkat darinya; menentukan masa depan.




