Description
Sebuah sejarah lisan disampaikan dan disusun oleh Agnes Khoo
Ini sebuah kisah yang tiada duanya, sebuah sejarah lisan yang disampaikan kepada Agnes Khoo oleh 16 wanita dari Thailand, Malaya dan Singapore, mengenai peranan yang dimainkan oleh wanita selama perang gerilya yang berlangsung 40 tahun di semenanjung Malaya-Thailand. Peperangan itu, yang berakhir pada tahun 1989 dengan dicapainya Perjanjian Perdamaian, Haadyai antara pasukan gerilya dan pemerintah-pemerintah Malaysia dan Thailand, merupakan suatu fase dalam suatu perjuangan anti-penjajahan yang panjang yang dimulai di bawah rezim Inggris dan menjadi semakin kuat selama pendudukan bala-tentara Jepang.
Kebanyakan dari wanita itu, baik yang beretnik Cina maupun Malaya, hidup dengan latar-belakang kemiskinan, dan kisah mereka tidak saja menggambarkan kehidupan mereka di dalam hutan, melainkan juga alasan mereka bergabung dengan kaum gerilya itu, dan kesulitan yang mereka alami di dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan baru setelah berakhirnya peperangan itu.
Banyak dari kaum veteran itu kini hidup dalam Kampung-kampung Perdamaian di bagian selatan Thailand.
Agnes Khoo, seorang sosiolog, telah terlibat sebagai seorang peneliti, aktivis dan pekerja NGO dengan banyak isu yang menyangkut gender, perburuhan dan lingkungan hidup. Agnes berbahasa Mandarin dan Inggris, juga berbicara berbagai logat Cina dan juga berbahasa Belanda.