Description
Dari Pandeglang yang berlumur darah hingga Pulau Buru yang menelan harapan—sebuah kisah nyata tentang penjara, siksaan, dan perjuangan seorang petani Banten yang tak pernah menyerah.
Pada 5 Oktober 1965, Bisri Muhamad hanya ingin merayakan Hari ABRI bersama tetangga. Namun, jip polisi mengadang, dan hidupnya berubah selamanya. Ditangkap tanpa alasan jelas, disiksa hingga tubuhnya memar dan berdarah, dipaksa mengakui “dosa” PKI yang tak pernah ia lakukan—semua demi bertahan hidup di tengah badai G30S.
Dari sel sempit di Penjara Pandeglang yang penuh sesak, ke proyek kerja paksa di Banten, hingga pengasingan di Unit Ronggolawe, Pulau Buru—Bisri menyaksikan kematian, kelaparan, dan penderitaan. Namun, di balik jeruji dan rantai, ia menyimpan api harapan: keadilan yang tertunda, tetapi tak pernah padam.
Dari Pandeglang ke Pulau Buru bukan sekadar memoar. Ini adalah teriakan hati seorang korban sejarah yang menolak dilupakan—sebuah saksi bisu genosida 1965–66 yang masih bergema hingga kini.







