Description
Bagaimanakah rasanya tinggal di sebuah penjara tanpa kepastian dan pengadilan? Inilah yang coba dijawab oleh Utati, seorang penyintas 1965, anggota Pemuda Rakyat yang 11 tahun ditahan di Rutan Bukit Duri. Baginya setiap detik adalah waktu penantian. Bebas menjadi sesuatu yang dinantikan tetapi tak terjangkau. Utati yang juga anggota Paduan Suara Dialita dan istri Koesalah Soebagyo Toer bercerita dalam buku Onak dan Tari di Bukit Duri mengenai kehidupannya secara utuh. Kisah dirinya di masa kecil, masa muda, kehidupan di penjara, hingga nasib penyintas saat ini dituliskan oleh Magdalena Sitorus dengan bahasa yang menyentuh.