Description
Kumpulan Budak Setan, kompilasi cerita horor Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugoran Prasad, adalah proyek membaca ulang karya-karya Abdullah Harahap, penulis horor populer yang produktif di era 1970-1980-an. Dua belas cerpen di dalamnya mengolah tema-tema khas seperti balas dendam, seks, pembunuhan, serta motif-motif berupa setan, arwah penasaran, obyek gaib (jimat, topeng, susuk), dan manusia jadi-jadian. Dalam Kata Pengantar yang berjudul “Para Budak yang Penasaran”, tiga penulis menyatakan bahwa horor tak melulu soal hantu, tetapi ruang liyan yang menciptakan kemungkinan runtuhnya ”realitas” yang seharusnya, tatanan yang kita percaya. Horor beroperasi tak hanya dalam cerita setan, tapi juga dalam retorika politik (misalnya saja penggunaan moda horor dalam film sejarah Pengkhianatan G30S, atau, di tataran global, narasi seputar peristiwa 9/11), maupun hubungan personal dan sosial yang sepintas lalu tak berbahaya.
Ternyata darah tidak semerah yang kubayangkan. Darah lebih gelap daripada merah. Merah itu warna bendera dan darah tidak berwarna seperti bendera. (“Jimat Sero”, Eka Kurniawan)
Adakah yang lebih mengerikan dari setan yang berkata benar? (“Si Manis dan Lelaki Ketujuh”, Intan Paramaditha)
Orang-orang lebih suka percaya pada apa yang tidak bisa mereka buktikan. (“Penjaga Bioskop”, Ugoran Prasad)




