Bumi Manusia

Edisi Seabad Pramoedya Ananta Toer

Bagian 1 Tetralogi Buru

author❨s❩ Pramoedya Ananta Toer

Distribusi buku dalam monopoli distributor. Sehingga tak ada diskon dan tidak direkomendasikan membeli seri 1 abad ini untuk kamu yang tidak memiliki budget.

Selama monopoli distribusi; kami hanya mampu menyediakan buku ini dalam seri paket Tetralogi 1 Abad Pram (tidak dijual terpisah perjudul)

 

Dapatkan paket Tetralogi Pulau Buru Edisi #SeabadPram di sini

Rp180.000

Out of stock

Categories: , , , , Tags: , , , , , , , , , , , , ,
Tanyakan sesuatu

Description

Roman Tetralogi Buru mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasion bernama Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya, waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern.

Roman bagian pertama Tetralogi Buru; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.

Pram menggambarkan sebuah adegan antara Minke dengan ayahnya yang sangat sentimentil: Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu lebaran. Dan yang sekarang tak juga kuturunkan sebelum Bupati itu duduk enak di tempatnya. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu …. Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan diri! Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini.

“Kita kalah, Ma,” bisikku.
“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”

Additional information

Weight 0,6 kg
Author(s)

Format

Language

Publisher(s)

Year Published

You may also like…

  • PAKET-Tetralogi Pulau Buru