Kupinjamkan Mataku pada Malam

Kumpulan Puisi dan Kolase Digital karya Yab Sarpote

author❨s❩ Siti Latipah

Original price was: Rp70.000.Current price is: Rp65.100.

Available on backorder

Categories: , , , Tags: , , , , , , , ,
Tanyakan sesuatu

Description

Rasa takut dan trauma berangsur sirna. Terhapus diksi, terbawa arus rasa ketika kata-kata teruntai begitu saja membentuk prasasti kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, kesenangan, kekecewaan. Kegelapan bukan lagi raksasa pengganggu tidur, ia adalah peminjam cahaya, biar kelak kuambil serta keindahan yang menyertainya.

Sudah kupinjamkan mataku pada malam, karena dengan demikian, aku tahu, bulan akan mengindahkannya, bintang akan menghiasinya, kesunyian bisa merebahkan duka dan sukanya dalam dekapan Tuhan. Kupinjamkan Mataku pada Malam adalah bukti penerimaan diri atas kidung takdir yang telah digoreskan, meski pada mulanya, seperti menelan rasa pahit dari tiap rongga dan pori-pori.

 


Review

Saya merasakan kedalaman dari puisi-puisi yang tertuang dalam buku ini. Siti Latipah menulisnya dengan puitis tentang yang dilihatnya dalam rasa dan intuisi yang tajam tentang jiwa, alam semesta, dan harapannya.
—Nurul Arifin

Puji syukur, dengan kekurangan pada ranah raga, dia justru menampilkan kelebihan lain. Dia mampu lebih peka dari orang-orang umumnya yang dianugerahi penglihatan, khususnya saya pribadi. “Ketika mata tertutup, maka batin yang membuka selebar-lebarnya. Ia tajam menatap, luas menyingkap,” kata Octavio Paz, salah satu sastrawan peraih Nobel Sastra tahun 1990. Ungkapan tersebut begitu saya amini saat ini. Pada puisi-puisinya, imaji visual yang biasanya tercipta atas indra penglihatan, dengan jeli ia bentuk dari indra perasa. Batin yang runcing. Berbekal itu, Siti Latipah berhasil membingkai pesan bijak dari fenomena-fenomena sosial yang berlesatan di sekitarnya.
—Panji Sakti

Dalam membaca buku Kupinjamkan Mataku pada Malam, pembaca akan menemukan berbagai refleksi tentang kondisi disabilitas netra dalam relasinya dengan orang-orang terdekat, khususnya ibu dan ayahnya, lelaki-lelaki yang dicintainya, dan lingkungan alam, termasuk malam. Dari relasi-relasi tersebut tergambar keinginan-keinginan dan mimpi-mimpinya, kemarahan kepada diri sendiri, dan kepada pemerintah yang mengabaikan hak atas pendidikan penyandang disabilitas seperti pendidikan inklusif, cinta pertamanya yang membuat darahnya berdesir-desir, kekaguman kepada seorang lelaki yang dicintainya yang kini ternama dan menjadi suami perempuan lain. Sebagaimana warga masyarakat dan penyandang disabilitas, penyair secara khusus mengkritik sikap masyarakat yang memandang penyandang disabilitas sebagai orang-orang tak berdaya, tak bisa apa-apa.
—Rainy M.P. Hutabarat

Additional information

Weight 0,33 kg
Dimensions 14,5 × 21 cm
Author(s)

Format

Language

Pages

xxiv + 152

Publisher(s)

Year Published

ISBN

978-623-88524-6-8