Description
Tulisan Toni Morrison dalam buku ini bukan sebatas membahas dinamika kehidupan di AS meskipun sebagian besar merupakan naskah pidato yang disampaikan di depan berbagai forum penting dan bermartabat di AS. Topik-topik dan ulasannya lintasnegara dan lintaszaman. Misalnya tentang demonisasi kelompok yang dianggap liyan, hal itu juga terjadi di Indonesia dan di Myanmar, dan di seluruh penjuru dunia. Atau tentang seniman yang kesengsaraannya dinarasikan sedemikian rupa untuk dikemas jadi satu dengan karya seninya agar semakin tinggi nilai jualnya. Jangkauan pikirannya terbentang beradab-abad ke belakang sehingga ia menyebut Perang Dunia II sebagai perang “baru-baru ini”.
Beberapa pengamat karya-karyanya menyatakan bahwa esai-esai dalam The Source of Self-Regard ini timeless. Artinya isu-isu yang ia soroti tetap aktual dan faktual, terjadi sebelum, ketika, dan setelah tulisan-tulisan itu terbit, hingga hari ini. Dalam versi terjemahan volume pertama ini, esai paling lama ditulis pada tahun 1979, berjudul Saudara Tiri Cinderella, dan paling baru ditulis tahun 2013 berjudul Harga Kekayaan, Biaya Perawatan.
Buku yang layak dibaca untuk lebih memahami ketidakadilan yang kemungkinan besar akan semakin dialami oleh berbagai kelompok masyarakat di seluruh penjuru dunia di abad XXI, dan seterusnya.
Review
Kaum feminis yang diakui punya kesadaran cukup kuat menjadi pekerja aktif untuk hak-hak perempuan, telah ada sejak lama. Feminisme sama tuanya dengan represi seksual.
–Perempuan, Ras, Ingatan
Penjarahan bahasa secara sistematis dapat dikenali dari kecenderungan penggunanya untuk meninggalkan nuansanya, kompleksitasnya, sifat-sifat penolongnya, untuk mengancam dan menaklukkan.
–Pidato Nobel Sastra
Kita hidup di Abad Tontonan. Tontonan dijanjikan mampu menghubungkan kita, mampu menjadi perantara di antara kita dan realitas objektif dengan cara yang tanpa menghakimi.
–Literatur dan Kehidupan Publik