Nuklir Sukarno

Kajian Awal atas Politik Tenaga Atom Indonesia 1958-1967

author❨s❩ Teuku Reza Fadeli

4% off!

Original price was: Rp51.500.Current price is: Rp49.440.

Only 2 left in stock (can be backordered)

Categories: , , , , Tags: , , , , , , , , , , , , , ,
Tanyakan sesuatu

Description

Pada 1958, Sukarno menyatakan tegas penolakannya terhadap senjata nuklir: “Tjara agar kita tidak meng­alami peperangan dunia peperangan atom ialah semua sen­djata atom dilemparkan ke dalam laut dan djangan membuat sendjata atom lagi!” Namun memasuki 1965, pandangan Sukarno berubah drastis. Proyek riset nuklir di Indonesia yang awalnya digunakan untuk tujuan-tujuan non-militer kini tampak diarahkan untuk persenjataan: “Persiapan Indonesia untuk meledakkan bom atomnja jang pertama berdjalan lantjar dan berdjalan terus tanpa menunggu kekuat­an-kekuatan internasional dan iklim politik.” Memperkuat pernyataan Presiden, petinggi Angkatan Darat menyatakan bahwa 200 orang ilmuwan Indonesia sedang bekerja menggarap bom atom tersebut.

Apa yang sesungguhnya terjadi di balik perubahan pandangan ini? Buku tipis ini bermaksud mengeksplorasi gagasan Sukarno terkait teknologi nuklir dan manfaatnya bagi Indonesia dan dunia. Buku ini berargumen bahwa pemanfaatan teknologi nuklir membawa konsekuensi besar terhadap perubahan sosial dan politik di Indonesia pada 1960an. Negara-negara Barat menunjukkan sikap waspada terhadap ambisi nuklir Sukarno yang tampak di­dukung kuat oleh Republik Rakyat Cina.

Melalui eksplorasi atas dokumen-dokumen dalam dan luar negeri, sedikit banyak buku ini berupaya untuk ikut serta me­nyumbang sekelumit bahasan terkait alasan terjadinya gejolak politik September 1965, yang dipandang bukan semata-mata perihal perseteruan ideologi, me­lainkan juga jegal-menjegal dalam persaingan penguasaan teknologi semasa Perang Dingin.

Additional information

Weight0,25 kg
Dimensions14 × 20,3 cm
Author(s)

Format

Language

Pages

x + 104

Publisher(s)

Year Published

ISBN

978-602-0788-13-5