Description
Soal apakah seharusnya “seni untuk rakyat” atau “seni untuk seni” sampai sekarang senantiasa menjadi polemik panas yang tak pernah tuntas. Jika “seni untuk seni” diidentikkan dengan estetika borjuis, maka “seni untuk rakyat” lekat dengan estetika Marxis. Namun, benarkah realisme sosialis sebagai pengusung utama “seni untuk rakyat” sesuai dengan prinsip-prinsip Marxis? Lalu, apakah sebenarnya estetika Marxis itu?