Description
Sebuah kisah kontroversial pemenang penghargaan karya salah satu novelis terbaik Israel
Liat, seorang mahasiswa dari Israel, berjumpa dengan seorang seniman muda berbakat dari Palestina bernama Hilmi. Liat berencana kembali ke Israel pada musim panas berikutnya. Namun, pesona pada imajinasi Hilmi yang hidup seolah membiusnya. Dibiarkan dirinya terpikat pada tangan Hilmi yang indah dan matanya yang bijaksana, juga sikap manis serta kesetiaannya. Cinta yang terjalin erat dan hangat membuat Liat mengabaikan kenyataan bahwa tanah air mereka tidak pernah memberikan restu. Liat ingin terus mendengar tawa renyah Hilmi meski tahu perpisahan selalu mengintai mereka.
Bersama-sama mereka menjelajahi kota, berbagi tawa, fantasi, dan rasa rindu kampung halaman.
Di antara kemesraan itu, Liat diam-diam menyembunyikan perasaan bersalah yang terus mengancamnya, karena telah menyembunyikan hubungan mereka dari keluarganya di Israel dan teman-teman Yahudinya di New York. Ketika tanggal kepulangannya semakin dekat, sementara dirinya tak lagi mampu membayangkan hidup tanpa Hilmi, Liat terpaksa memutuskan apakah dia bersedia mengambil risiko mengorbankan keluarga, komunitas, dan identitas dirinya demi cintanya terhadap Hilmi.
Novel ini sempat dilarang dibaca di Israel oleh Kementerian Pendidikan Israel karena di-anggap sebagai “ancaman terhadap identitas Yahudi”. Ditulis dengan detail puitis, kaya, dan jujur, novel ini membuktikan bahwa cinta adalah kekuatan yang mampu menerabas segala sekat bangsa, bahasa, agama, dan budaya, sekaligus belati bermata dua yang bisa begitu dalam menancapkan luka.
Review
“Saya terkesan… Bahkan tragedi (asimetris) dari dua bangsa tidak melingkupi kisah cinta yang jitu dan elegan ini, di¬gambarkan dengan kalimat-kalimat terbaik. Ada banyak hal menakjubkan tentang buku ini.”
—Amos Oz
“Saya selalu tertarik pada cerita unik yang dalam mikrokos¬mosnya mampu merefleksikan subjek yang jauh lebih besar daripada cerita itu sendiri. All the Rivers adalah kisah cinta indah yang perlu diketahui dunia. Sebuah kisah yang menjerit untuk diceritakan.”
—Gal Gadot
“All the Rivers karya Dorit Rabinyan harus dibaca seperti novel J. M. Coetzee atau Toni Morrison—dengan berjarak agar lebih dekat.”
—Lilach Volach, Walla!
“Rabinyan adalah penulis yang mengutamakan tokoh-tokohnya. Karyanya mencerminkan kejujuran dan kerendahan hati seniman sejati. Dia teliti, tetapi tidak kaku, dan inilah yang membedakan orang seperti dia dengan mereka yang hanya berlatih keterampilan menulis.”
—Dorit Shilo, Ha’aretz
“Novel cinta dan perdamaian yang hebat.”
—La Stampa
“Kisah cinta puitis yang seakan-akan dilukis dengan tangan.”
—Famiglia Cristiana
