Description
Setelah menerobos pintu tetanggaku di rumah susun, aku terperangah melihat bak mandinya meluap warna hitam pekat. Seingatku, tidak ada masalah dengan saluran air di gedung yang kami huni.
Ketika kucelupkan telunjuk, kusadar yang mengisinya bukan air, melainkan tinta. Jemariku meraba selaput, halus seperti rambut.
Selain jasad yang melengkung dalam bak dengan tulang leher diretakkan sampai merunduk, petunjuk yang kutemukan justru memaksaku tutup mulut. Sebab penemuan itu akan menyeret adikku, satu-satunya keluarga yang tersisa dan setengah mati kucintai, Laila.
Celakanya, itu hanya sebagian kecil dari misteri yang sudah lama ia sembunyikan.