Hantu Padang

Description

Proses perantauan ulang-alik selama hampir delapan tahun (2015-2023) membentuk cara pandang saya mengenai dua kota tersebut. Di dalam puisi dua kota itu seakan bersitegang, meskipun saya menulis tentang Jakarta (atau Depok tempat saya bermukim), tapi anasir-lanskap-citraan puisi itu selalu tanpa disengaja tertarik sampai ke Padang.

Saya memang begitu menaruh minat terhadap Padang dari awal belajar menulis puisi. Dalam gambaran ideal saya, kota tersebut adalah puisi yang pernah berakhir untuk ditulis, akan selalu ada perisitiwa muncul untuk digarap dalam puisi. Jalan hidup memang tidak dapat ditebak, yang ideal bisa cacat seiring waktu. Ketika saya merasa bahwa proses perantauan ulang-alik harus dikurangi, atau disudahkan, di saat itu pula saya memutuskan untuk berpaling sepenuhnya dari keinginan itu. Puisi dalam Hantu Padang ini adalah penanda sekaligus batas diri saya yang dulu dan yang kini.

Esha Tegar Putra