Tahun Penuh Gulma: Sebuah Urut-urutan Terjadinya Akumulasi Primitif
Oleh Samsul Wahab*
“Masih beruntung…tidak terkandung minyak bumi atau logam mulia…Andai saja ada dan berlimpah untuk digali, mereka tidak hanya akan mengenal uang dan belanja kebutuhan hidup di pasar sebagai kebiasaan baru, tetapi juga akan mengenal pengusiran, buldozer, sengketa tanah, atau malah moncong senjata dalam kehidupan mereka.”
—Dede Mulyanto
Buku ini bercerita tentang sebuah kejadian menghebohkan di tengah-tengah masyarakat. Kejadian yang berisi rebut-rebutan serius karena melibatkan orang penting dan para orang tua. Kejadian yang sebetulnya sering aku lihat di berita-berita. Kejadian yang menegangkan yang seperti tawuran tapi tak seimbang karena yang satu bersenjata yang satu tidak. Tahun Penuh Gulma mengajakku untuk lebih dekat dan membayangkan hidup di tengah kejadian yang sedang berlangsung tersebut, lewat tokoh utamanya yang masih bocah, bertubuh dan berlengan kurus. Orang asli Desa Deogan ber-Suku Bangsa Gondi yang miskin, lugu, tapi bekerja begitu keras dengan menjadi pekebun, dan juga diam-diam sedang belajar lalu berubah. Tokoh itu bernama Korok.
Siapa sangka, ternyata kejadian di tempat tinggal Korok itu adalah kejadian yang harus (di)terjadikan untuk mengawali suatu langkah, anak tangga, atau urut-urutan untuk menjadi orang yang dipenuhi kekayaan. Padahal sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) setahuku untuk jadi kaya itu ya nabung. Nabung dari menyisihkan saku dari orangtua, atau menyisihkan upah dari kerja keras atau hingga saat dewasa seperti yang banyak dilakukan orangtua di sekitarku, “menyekolahkan” BPKB agar bisa meminjam uang dari bank. Ternyata ada cara lain juga, yaitu apa yang dinamakan ‘Akumulasi Primitif’. Kalau begitu kenapa kita tidak diajarkan begitu ya di sekolah dulu? Dan kenapa Korok dan orang-orangnya tidak melakukan Akumulasi Primitif sendiri saja sebagai orang asli?
Samsul Wahab adalah seorang tutor freelance partikelir.
Kutipan dari buku Antropologi Geneologi Kapitalisme di atas banget itu aku jadiin benang merah dengan Tahun Penuh Gulma. Yang satu teoritik abstrak—namun dengan bahasa yang enak banget dibaca seperti cerita dan yang satu cerita fiksi berupa novel realis—aku tahu setelah ikut bedah buku yang ditandai dengan cerita soal kenyataan dan ada perubahan sikap. Satunya orang Indonesia satunya orang India, yang sama-sama negara “di selatan” dan sama-sama negara dunia ketiga. Aku belum tahu mereka udah saling kenal atau belum, tapi yang jelas dua-duanya, dengan caranya masing-masing saling mengisi dalam menggambarkan apa itu ‘Akumulasi Primitif’. Meskipun namanya primitif, berita-berita semacam kejadian di atas itu sepertinya masih akrab dan sering sliweran di sekitar kita hingga hari ini.
Setelah baca Tahun Penuh Gulma ini—dan juga beberapa buku dan diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh sih, tentunya—aku jadi semakin mantap menangkap bahwa urut-urutan untuk menjadi orang yang dipenuhi kekayaan, di manapun berada itu sama saja awalnya. Mereka melakukannya dengan cara yang itu-itu saja ternyata. Begitupun saat mereka kehabisan bahan baku, maka akan memulai urutan itu dari awal yang seperti itu juga. Alih-alih bekerja keras banting tulang berangkat pagi pulang pagi dan seterusnya seperti pemahaman sejak TK tersebut di atas, kekayaan malah diawali dengan kejadian yang ternyata berupa perampasan dan penggusuran. Wow! Maling dong? Perampok? Preman? Luhhh! Ya begitu, tangga kesuksesan menjadi kaya, harus ngerampas dan nggusur dulu dengan sukses. Itulah sesederhana-sederhananya, apa yang dinamakan Akumulasi Primitif.
Perampasan dan penggusuran diceritakan Sarma dengan lucu-lucu ngeri. Bercerita secara jenaka namun tetap terasa sadis dan miris. Setiap baca bagian lucu-lucu, selalu mau ketawa. Namun setelah itu terlintas semacam perasaan: bisa salah-salah ngetawain nasib buruk orang nih—atau malah diri sendiri juga. Hmmm… Oke mari kembali ke judul, bahwa Akumulasi Primitif yang sebelumnya sudah merupakan bagian dari rentetan urutan itu, juga ada urut-urutannya lagi. Jadi buku ini berisi paparan tentang urut-urutan dalam urut-urutan itu, yang sebetulnya kembali aku urutkan sendiri lagi, dari urut-urutan yang sebetulnya gak urut dalam buku. Wkwkwk. Intinya, dari buku itu aku memperoleh suatu urutan aku urutkan sendiri.
Dimulai dari sebuah pesan yang dikutip tentang tokoh yang bernama seperti kata yang bahasa inggrisnya setan, yaitu Gosh. Gosh seperti boss terkuat dalam sebuah gim. Namun sebetulnya aku tak tahu, apakah Gosh ini orang yang benar-benar kaya atau tidak. Yang pasti dia adalah seorang ahli, berkomplot, punya rencana rahasia, dan selalu jadi andalan orang yang dipenuhi kekayaan itu sih. Ya masih masuk gruplah, sama beberapa orang yang dipenuhi kekayaan itu…. Mmm, Jadi Gosh ini memiliki kemampuan yang sangat hebat:
“Gosh…melihat mineral. Dia melihat logam; dia bahkan melihat angka-angka. Seiring bertambahnya umur, dia melihat sistem-sistem, seperti pemerintah dan perusahaan. Dia melihat struktur, seperti bisnis, atau pasar saham (yang dalam hal ini dia lumayan genius). Dia melihat ide-ide. Namun dia tak pernah bisa melihat orang.”
Tidak sopan sekali ya Gosh ini. Orang pasti tersinggung kalau tak dia lihat padahal orangnya ada dan terlihat. Ya bisa aja sih sebetulnya, biasanyakan yang perlu tidak dilihat itu orang yang buruk perangainya seperti haters atau orang yang tidak kita cintai sebagai kekasih karena nyakitin kan?! Menurut Gosh di situ, mereka adalah orang-orang sepeti yang ada di Desa Deogan, orang-orang Suku Gondi itu. Yang ironis baginya, di bawah tanah tempat orang-orang hidup seperti Orang Gondi, biasanya justru terdapat apa yang Gosh bisa lihat itu. Dan orang-orang seperti Orang Gondi seperti tak membutuhkanya.
Meskipun begitu, Orang Gondi itu sangatlah baik. Mereka, misalkan, suka berbagi buah dari pohon yang tumbuh di pekarangan rumah mereka. Mereka tak segan memberi kalau diminta, asal izin dulu. Orang Gondi akan menjawab izinmu itu dengan basa-basi, “silakan diambil saja dari pada busuk gak kemakan”. Yang aku artikan boleh banget dong, tapi ya asal juga tahu diri, jangan banyak-banyak juga kataku. Namun, menurutku Gosh tak hanya tak pernah bisa melihat orang, Ia juga tidak pernah bisa melihat buah-buahan.
Apa susahnya sih ya Gosh ini menjalin hubungan baik-baik saja dengan orang? Yang barangkali bukan haters sama sekali, baik seperti Orang Gondi. Apa dia sebetulnya tidak bisa mencintai? Apa dia tidak punya cinta di dalam hatinya? Atau dia tidak punya hati? Mungkin dia pernah terluka dalam 🙁 Apa malah dia itu sejatinya adalah sesosok seperti namanya, setan? Hmm…
Aih, aku ingat, dia itu kan sedang turut serta dalam ber-akumulasi primitif-ria kan ya? Makanya dia itu pencuri, masa pencuri perlu izin baik-baik?! Dan ini menjelaskan pertanyaan di uatas, bukan sembarang sekolah mengajarkan akumulasi primitif, bukan sembarang orang apalagi hanya sesosok Korok bisa mampu atau berkesempatan dalam berakumulasi primitif. Oh iya Korok ini kan termasuk orang dalam daftar “tak pernah bisa melihat orang”-nya Gosh. Oke catat, urutan pertama-tama yang harus dilewati adalah menjadi orang yang tak pernah bisa melihat orang.
Urutan berikutnya adalah sampaikan kabar bahwa Akumulasi Primitif akan segera tiba di tengah warga masyarakat. Umumkan itu secara mendadak dan dengan cara tiba-tiba serta satu arah saja—agar membedakannya dengan izin. Urutan ini memerlukan kekuatan besar, yaitu kekuatan dari raksasa negara. Karena itu pilih dan siapkan dua unsur, pertama adalah Orang Penting dan Orang Menakutkan.
Orang Penting haruslah mereka yang suka bicara dan kemana-mana membawa berkas yang dikumpulkan dalam satu map yang diberi judul: lapangan kerja untuk peningkatan ekonomi masyarakat serta aturan-aturan resmi yang membenarkannya. Sedang Orang Menakutkan itu harus melengkapi diri dengan senjata —kalau perlu senjata perang. Tahun Penuh Gulma menyebutkan Orang Penting itu diwakili oleh Kolektor Behera sedang Orang Menakutkan diwakili sama Sorkari Patnaik. Kolektor Bahera adalah asisten dari pejabat raksasa negara yang suka berubah-ubah pendapatnya tergantung pesananan tuannya. Sedang Patnaik adalah komandan kepolisian yang gemar jeblosin orang tak bersalah ke penjara demi barang selundupannya, oleh karenanya ditakuti. Di sana ia sering pakai alat semacam pentungan yang metode serangnya dinamakan lathi. Orang Menakutkan harus berisi orang sebanyak-banyaknya, dan harus selalu ada di setiap proses semenjak pengumuman hingga buldozer dikerahkan.
Tim-tim ahli, ilmuan pengukur akan turun ke lapangan. Sembari membikin aturan-aturan resmi yang baru terpikirkan, agar kewibawaan raksasa tetaplah gagah tiada yang merong-rong, untuk membenarkan setiap tindakan yang diperlukan. Dan saat-sat ini pula sensasi akumulasi primitif akan terasa luar biasa. Orang-orang akan mulai memunculkan reaksi yang beragam muali dari sedih hingga marah, berenergi hingga nelangsa. Hati mungkin terusik, bergeming, pikiran juga merasa janggal dan ada yang bertolak belakang, namun prinsip tidak pernah bisa melihat orang harus tetap dipegang teguh, itulah kunci yang membawa ke dalam kesuksesan. Dari banyak catatan dari dulu-dulu, hingga ke urutan ini, biasanya berjalan mulus. Akumulasi primitif dapat dilalui dengan baik dan benar, dan oleh karenanya sukses lalu siap lepas landas menjadi orang dengan kekayaan.
Begitulah secuplik Akumulasi Primitif atau perampasan dan penggusuran itu terjadi di dan berbuah menjadi modal awal yang sangat penting bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat kekayaan beberapa orang. Ia berjalan senyap, masuk akal, dan orang-orang yang tak terlihat itu akan benar-benar tak terlihat. Semua karena tabir yang dibentangkan oleh raksasa meliputi orang-orang lemah. Tabir itu berupa ketakutan dan aturan-aturan resmi serta nama baik suka membantu. Diulang berkali-kali, puluhan kali, ratusan kali, bertahun-tahun, berabad-abad hingga muncul kecenderungan yang obsesif. Menutup peluang berani berkata jujur, bersikap tidak setuju, dan memiliki kesempatan yang sama. Kepemilikan bersama atas bukit Orang Gondi yang menyimpan dewi suci serta bunga-bunga herbal berubah menjadi milik pribadi atau beberapa orang. Dan akan ditinggalkan begitu saja ketika apa yang mereka cari sudah habis, akhirnya menyisakan kerusakan. Apalagi adat yang sejak awal sudah menjadi kepingan akan jadi remahan. Kekalahan telah terjadi di depan mata.
Namun bukanlah cerita yang menarik kalau sedatar dan sesekadar itu. Bacaan yang baik menimbulkan semangat untuk bangkit dan berubah. Maka kisah itu adalah perjuangan Korok bersama Orang Gondi yang lain serta kawan-kawan. Tabiat Akumulasi Primitif beserta urutanya itu justru mengakselerasi Korok untuk belajar dan berani. Korok dan orang-orang menyingkap tabir dan bertarung. Anchita, seorang putri juragan kebunnya yang baik, memberi Korok kursus privat keberanian dan perlawanan:
“Aku tidak bisa memahamimu, Korok. Kau dipukuli dan terluka…oleh polisi jahat itu…pemerintah akan menggali bukit kalian dan mengusir kalian…ayahmu dipenjara untuk sesuatu yang tidak dia lakukan, kau memakai produk-produk palsu seumur hidupmu karena tidak ada produk lainnya di wilayah ini, kau duduk di sana dan kesakitan karena punggungmu nyeri. Tapi kau tersenyum! Tidak bersambat! Tidak merengek. Mereka bahkan mengambil sepedamu. Apa kau tidak marah? Kau seharusnya marah, kan? Apa kau tidak pernah marah?”
Sebagai seorang pekebun, Korok harus sabar dan tekun mencabuti gulma dalam merawat tanaman bunganya. Agar gulma tidak mencuri hara dan merusak batang tanaman. Dan agar tumbuhannya menjadi gemuk dan sehat. Kebun akan diserang gulma hebat saat musim hujan. Begitu pula setahun belakangan di Negara Bagian Odisha, di sekitar Kota Belangir, tepatnya di Desa Deogan, tempat bukit yang bersemayam dewi suci Orang Gondi serta Orang Gondi berada, tempat Korok menjalani kehidupan juga sedang dilanda hujan lebat. Namun yang turun bukanlah hujan air, tapi hujan pandangan atas “tak pernah bisa melihat orang” dan seterusnya tersebut hingga menjelma gulma mengerikan bernama Akumulasi Primitif. Apa yang bisa dilakukan?
Berangsur-angsur, Korok mulai memahami dan melakukan tindakan atas apa yang terjadi dan dia alami. Korok bangkit bersama Orang-orang Gondi dan orang-orang lain yang peduli. Namanya gulma ya gulma, harus dicabut! Harus ada yang mencabutinya! Mencabutnya terus hingga ke akar-akarnya. Akhirnnya serangan-serangan jitu dilancarkan, kerja sama yang baik terjalin, semangat membara, semua kebaikan gayung bersambut, sinar telah menerangi, pesimisme musnah tak bersisa, orang-orang mencabut gulma! Menggagalkan Akumulasi Primitif!***
Tahun Penuh Gulma telah menyampaikan, bahwa orang India suka film yang berakhir bahagia. Ingatan bersama bagi Orang Gondi yang terhormat dan yang berhak atas apa yang dimiliki bersama layak dipertahankan terukir. Harapan tetap tumbuh sehat, langkah bisa diambil, dan berubah menjadi mungkin. Korok tetap hidup di sana dengan bukit tempat bersemayam dewi suci dari kehinaan. Menjalankan keyakinan dan pekerjaannya. Berziarah ke makam Ibunya. Mengambil bunga herbal dan merawatnya. Dan akhirnya bisa mengambil sepeda ayahnya dari sitaan kantor polisi. Dan barangkali nanti juga menentukan arah kehidupannya yang merdeka dan saling membantu.
Buku terkait: