Description
Setelah I.L. Nommensen, “rasul orang Batak”, melakukan pembaptisan pertama kepada 13 orang Batak di daerah Silindung pada 27 Agustus 1865, Injil tumbuh dan berbuah di tanah Batak. Semakin hari, semakin banyak orang Batak yang memberi dirinya dibaptis.
Seiring perjalanan waktu, persoalan dan masalah hadir tanpa diduga. Persoalan sosial di tengah masyaraka pasti juga akan berpengaruh pada perjalanan HKBP. Gereja sedang diperhadapkan dengan zaman yang cepat berubah. Kumpulan tulisan dalam buk ini mencoba memberikan wawasan dan visi atas pergumulan yang sedang dihadapi dan masih akan dihadapi pada masa depan yang menjelang.
Judul buku ini mengandung gagasan dan cita-cita bagaimana jemaat ini bisa semakin mempersiapkan dan membenahi diri sebagai perwujudan Tubuh Kristus di dunia. Kiranya, buku ini bisa menjadi awal bagi perwujudan tersebut, sehingga HKBP semakin berkembang dan maju, menjadi gereja hidup dan dinamis.
Review
Kehidupan gereja modern yang maju dan berkembang harus menghidupi dengan memberi perhatian khusus kepada mereka yang paling lemah. Firman Tuhan bekerja dalam diri hamba-Nya Dr. I.L. Nommensen. Firman itu juga dapat bekerja untuk orang percaya saat ini. Perbedaan itu hanya dapat dipersatukan oleh kekuatan kita pada Tuhan dalam Firman-Nya. Saat Firman bekerja, sebuah pertanyaan dapat dijawab secara bersama: Apakah Tuhan berkenan dengan ini?
—Pdt. Dr. Martongo sitinjak, Kepala Departemen Koinonia HKBP
Gereja tidak pernah bermaksud melepaskan diri dari kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Teologi gereja juga tidak dikembangkan untuk menjadi sebuah isolasi dari kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Kita mengemban tugas rangkap: Sebagai warga kerajaan Allah dan warga negara. Pemahaman iman akan tugas rangkap juga tidak mengisolasi kita dari politik. Politik adalah sebuah ilmu kesejahteraan masyarakat. Di dalamnya kita wajib membangun bahasa universal: BAHASA KASIH!
—Pdt. Dr. Ir. Fritz Sihombing, Praeses HKBP Distrik XXVIIKatimsel dan Kaltara