Description
Buku ini menelaah keterlibatan antara perempuan penari dan negara Indonesia sejak 1965,menggambarkan strategi ganda rezim Soeharto: mempersekusi dan membunuh para penari yang dituduh komunis atau beraliran kiri, sembari menciptakan dan mengerahkan tubuh-tubuh “replika” sebagai wajah ideal dari keanggunan dan kedamaian budaya Indonesia dalam ketertundukan terhadap negara otoriter. Berangkat dari refleksi atas pengalaman penulis sebagai seorang penari resmi nasional yang berasal dari sebuah keluarga beranggotakan perempuan-perempuan penari dan aktivitas yang dipersekusi, buku ini menyuguhkan sebuah telaah multidimensi yang sangat kuat atas penggunaan budaya secara meluas sebagai sarana negara untuk mewujudkan represinya sekaligus menjajakan idetitas nasionalnya di kancah dunia.
“Tubuh-tubuh perempuan, tubuh-tubuh yang menari: di buku yang menghantui ini, tubuh-tubuh itu menghantarkan kita pada teror politik dan penghapusannya melalui penampilan budaya yang dibungkus rapi dan aman. Hantu-hantu para penari yang dilenyapkan dalam prahara pembunuhan massal antikomunis yang didukung negara itu berkilapan di depan kita, pergerakan mereka direplikasi secara persis oleh penggantinya yang telah ‘diberishkan’ oleh negara. Memoar di buku ini berayun keluar dan memasuki kritik budaya; kita pun digiring menuju titik pelenyapan di mana kekuasan dan kekerasan mengoyak lorong mereka hingga menembus relung jiwa.”
ANNA TSING
Penulis buku Friction: An Ethnography of Global Connection