Description
Hampir mirip dengan Musa adalah tangan Ibrahim yang hendak menyembelih leher Ismail. Putera satu-satunya yang kini diminta untuk dikorbankan. Keduanya seperti memberi contoh tauladan bagaimana hubungan terbaik antara ayah dengan anak. Kegalauan yang sama juga menempel dalam benak Maryam. Saat diketahui jika dirinya mengandung seorang anak spontan pertanyaan pada Tuhan berhamburan.
Begitulah tiap kisah seperti menyajikan plot beragam. Yang segaris dalam kisah adalah pertarungan yang sengit, tajam dan terus-terusan: antara utusan Tuhan dengan kawanan musuh. Dari raja pongah Fir’aun hingga usahawan licik Abu Lahab. Lewat penceritaan yang puitik, buku ini tidak sekedar menawarkan tafsir, melainkan memperlihatkan kembali kekuatan Qur’an bagi aktivis gerakan. Qur’an tak lagi ditimbang dari sudut hermeneutik atau tafsir hukumnya; tetapi dari kisah-kisah pergerakanya. Qur’an adalah inspirasi yang tak pernah kering bagi aktivis pergerakan, yang kini mulai tak terlampau yakin dengan semangat pembebasan dan gairah perlawanan. Buku ini hendak menyalakan lagi kekuatan Qur’an melalui rangkaian kisahnya.