Description
Saya pernah membela praktik filsafat di sebuah program radio di mana salah satu tamu undangan lainnya adalah seorang profesional yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi. Dia bertanya kepada saya, dengan cukup agresif, apa gunanya filsafat dalam pawai kematian? Jawabannya, tentu saja, tidak banyak—tidak lebih dari sastra, seni, musik, matematika, atau ilmu pengetahuan yang akan berguna pada saat seperti itu. Tetapi pertimbangkanlah lingkungan etis yang memungkinkan terjadinya peristiwa semacam itu. Hitler berkata, “Betapa beruntungnya para penguasa, karena orang-orang tidak bisa berpikir.” Tetapi, dengan mengatakan ini, dia terdengar seolah-olah dia juga buta terhadap iklim etis yang memungkinkan ide-idenya sendiri, dan dengan demikian, kekuasaannya, berkembang.
Etika itu mengganggu. Kita acapkali merasa tak nyaman secara samar-samar saat memikirkan hal-hal semisal pengerukan sumber daya dunia, atau bagaimana kita beroleh kenyamanan justru karena kondisi kerja yang menyedihkan di Dunia Ketiga. Itu sebabnya, saya mengawali buku ini dengan melihat tanggapan yang adakalanya kita berikan saat etika mengganggu kehidupan kita. Ini adalah tanggapan-tanggapan yang dalam berbagai cara merupakan ancaman terhadap etika. Setelah itu, pada Bagian Kedua, kita melihat sejumlah masalah yang terjadi dalam kehidupan, khususnya benturan antara prinsip keadilan dan hak, dan gagasan-gagasan yang kurang terlarang seperti kebahagiaan dan kebebasan. Terakhir, di Bagian Ketiga kita akan melihat pertanyaan tentang fondasi: pembenaran tertinggi untuk etika, serta kaitannya dengan pengetahuan manusia dan kemajuan manusia.
Simon Blackburn
Review
“Sangat ringkas, langsung, dan menyodok tepat pada intinya.”
–Times Literary Supplement