Description
AKU TAK PERCAYA BAPAK-BAPAK
ANGGOTA DEWAN,
AKU LEBIH PERCAYA
KEPADA DINDING
TOILET
Prolog:
Beberapa tahun sebelum aksi-aksi paling subversif, Tuan Putri masih mengingat pertemuan dirinya dengan si orang menyebalkan itu; orang yang dengan kurang ajar membuatnya menunggu dan bersiap menjadi perawan tua. Ia sedang duduk di sana, di samping tangga dengan wajah cemberut, ketika Tuan Putri menghampirinya dan mencoba menghibur hanya karena Tuan Putri benci melihat wajah kusut seperti itu. Si laki-laki menoleh, lakilaki yang telah memutuskan tanggal 10 April sebagai hari perkawinan mereka dan berkata bahwa kau cantik, ia memang kurang ajar, sebelum keluhan yang sesungguhnya keluar: ia seperti kesakitan bicara tentang buku Immanuel Kant yang dimakan kutu buku atau tikus, dengan halaman yang lepas-lepas dan sebagian bab bahkan hilang, serta kertas yang patah-patah di perpustakaan kami. Ia bilang buku seperti itu tak layak dicuri dan itu yang membuatnya tampak tak berbahagia.
Review
“Cerpen yang keseluruhannya ditulis pada periode 1999-2000 ini tak sekadar kisah, namun semacam jejak sejarah.”
–Widyanuari Eko Putra, Jawa Pos
“Kelihaian Eka Kurniawan bercerita tampak ditopang oleh sudut pandang dirinya terhadap drama kemanusiaan […] Menariknya, penulis mampu menyelipkan humor segar yang tetap kuat terjalin dengan bagian-bagian lain.”
–Yohanes Krisnawan, Kompas