Description
Februari 2010, diam-diam dan tanpa publikasi, Arundhati Roy memutuskan untuk mengunjungi sebuah kamp terlarang di tengah hutan Dandakaranya di India; sebuah perkampungan yang dihuni beragam masyarakat adat yang memilih mengangkat senjata demi melindungi komunitas mereka dari para perampok dan eksploiter yang didukung negara.
Bersama para Kamerad Naxal, Arundhati Roy berjalan, berlari, tidur dan berbagi peluh. la hidup dan bernafas bersama para gerilyawan. Sebuah laporan etnografis yang menyuguhkan darah, desingan peluru, gedebum mortar, injakan traktor dan truk besar pengangkut bauksit. Sebuah catatan dramatik yang menggambarkan senyum dan tangisan dari kaum-kaum yang dipinggirkan dan diusir dari tanahnya sendiri.
Review
A riveting account… a necessary book by one of India’s most distinctive voices.”
—Washington Post